Sejarah Singkat Masjid Agung Manunggal Bantul

Masjid Agung Manunggal Bantul merupakan masjid yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman No.01, Bantul, Yogyakarta, Indonesia. Masjid ini memiliki gaya arsitektur khas Jawa yang menyerupai Masjid Agung Demak. Dengan ciri khas seperti mustaka atau atap yang menyerupai Joglo, empat saka atau tiang yang diukir dari kayu jati, dan pintu masuk berupa Gunungan atau biasa disebut di wayang ikonik Jawa.

Bentuk masjid tersebut dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum yaitu bus yang menghubungkan Yogyakarta dan Bantul. Dari terminal Giwangan, para pengunjung juga bisa naik bus yang menuju ke jalan Bantul kemudian turun di perempatan Klodran. Masjid Agung Manunggal Bantul tersebut terletak di bagian barat perempatan Klodran yang berdekatan dengan Palang Merah Kabupaten Bantul sekaligus merupakan lapangan yang berfungsi sebagai tempat parkir pada saat upacara besar.

Jika anda sudah memasuki jalan utama jurusan Yogyakarta- Bantul yang bersimpangan dengan jalan Pemda, di sebelah barat akan terlihat sebuah berbang menuju masjid Agung Manunggal Bantul. Masjid ini mulai resmi dibangun pada tanggal 17 Agustus 1984. Peletakan batu pertama pembangunannya dilakukan oleh bapak Bupati Bantul. Dana pembangunan diperoleh dari sumbangan warga Bantul bersama pemerintah Kabupaten Bantul.

Gambar masjid manunggal agung bantul posisi dari depan masjid

Selanjutnya adalah pemasangan mustaka sendiri dilakukan pada tanggal 4 April tahun 1087. Pada saat pemasangan mustaka oleh kabupaten Bantul. Namun pada tanggal 1 Oktober 1988, masjid Agung Manunggal Bantul diresmikan. Peresmian dilakukan oleh Yayasan Masjid Agung Manunggal Bantul pada saat itu. H. Probosutedjo bersama Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang bernama Paku Alam ke VIII.

Namun Perlu diketahui juga bahwa masjid ini memiliki arsitektur bergaya Jawa yang sekilas serupa dengan Masjid Agung Demak. Atap atau mustaka masjid Agung Manunggal Bantul tersebut berbentuk Joglo. Dengan pintu masuk  dari masjid Agung Manunggal Bantul ini berbentuk gunungan dengan bertuliskan kaligrafi menghiasi tepiannya. Proses perencanaan hiasan di dalam  masjid tersebut pada awal pembangunannya diawasi langsung oleh R. Sinardi Prononandoyo, salah seorang penyusun buku tata kota untuk  Kabupaten Bantul.

Masjid Agung Manunggal Bantul pada umumnya juga memiliki dua bagian. Bagian utama yang memang untuk beribadah, dan bagian luar yang merupakan serambi, bisa untuk beristirahat atau berdiskusi sambil bercanda gurau. Baik serambi maupun bagian utama masjid, kedua nya sangat luas. Sebuah bedug besar yang terlihat dari sudut serambi masjid Agung Manunggal Bantul bertuliskan Masjid Agung Manunggal Kabupaten Bantul.

Atap masjid Agung manunggal tersebut berbentuk atap tumpang tiga yang disebut meru. Atap bentuk ini melambang kan syariat Islam sebagai amal perbuatan manusia. Dengan tarekat sebagai lambang jalan menuju ridho Allah SWT dan hakikat sebagai lambang dan amal perbuatan seseorang. Selanjutnya di bagian serambi dan ruang utama masjid.

Gambar tempat sholat di masjid agung manunggal bantul

Maka jika dilihat ke atas maka terdapat kaligrafi bagian serambi dan ruang utama masjid. Di ruang utama ada empat kaligrafi dan di bagian sisi serambi ada tiga buah kaligrafi. Di setiap zamannya masjid Agung Manunggal Bantul kini juga mengikuti perkembangan teknologi. Di sudut ruangan utama ada jam digital dan jadwal adzan dan iqamah pada 5 waktu sholat dan memberikan informasi jadwal imsakiyah.

Masjid Agung Manunggal Bantul jika dilihat dari luar, masjid ini memiliki lapangan yang cukup luas. Jika anda masuk masjid ini dari pintu masuk atau gerbang yang berbentuk gunungan tersebut bertuliskan sebuah kaligrafi yang bertuliskan adzan dan iqomah. Masjid Agung Manunggal Bantul juga memiliki lahan dan juga tempat parkir yang luas baik roda dua maupun roda empat. Parkir kendaraan khusus roda dua di sebelah selatan masjid sementara parkir roda empat berada di sebelah selatan jalan menuju masjid yang mana jalan tersebut masih berada di lingkungan masjid, lebih tepatnya berada di sebelah parkiran kendaraan roda dua.

Setelah anda mengetahui bangunan dari masjid Agung Manunggal Bantul. Berikut ini kepengurusan masjid Agung Manunggal yang berganti setiap 5 tahun sekali. Struktur kepengurusan Masjid Agung Manunggal Bantul terpampang di sebuah papan yang bisa kita lihat di serambi masjid. Sampai sekarang ini masjid tersebut banyak sekali dikunjungi oleh warga sekitar dan berbagai luar daerah bantul untuk beribadah sekaligus tempat beristirahat menunggu waktu sholat tiba serta tempat beristirahat pada saat berlibur di kota Bantul.

Selanjutnya adalah bila anda masih berada di masjid Agung Manunggal Bantul. Maka anda juga disuguhkan dengan taman wisata gratis yang disediakan oleh Masjid tersebut. Bangun masjid  bersejarah ini selain untuk beribadah juga menyediakan tempat rekreasi keluarga. Lokasi Nya di sebelah di timur masjid Agung Bantul.Taman ini tidak terlalu luas tetapi cukup rindang dengan berbagai pepohonan yang tumbuh di sekitar taman ini. Bila anda berkunjung di tempat masjid dan taman ini membawa anak. Disini juga ada area bermain anak-anak. Untuk memasuki tempat tersebut dan tidak dikenakan biaya alias gratis.

Gambar taman di area masjid agung manunggal bantul

Demikian informasi seputar masjid bersejarah di bantul yang dapat saya sampaikan. Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk anda yang ingin berkunjung dna beribadah di masjid Agung Manunggal bantul. Anda juga bisa menyaksikan dan melihat podium minimalis yang ada di masjid tersebut. Podium ini sebagai tempat para penceramah atau tokoh agama di sekitar masjid.

Hal ini untuk membagikan ilmu nya atau tempat ceramah dan pidato. Namun Karena bentuknya yang sangat minimalis dan berukiran kaligrafi. Podium tersebut terbuat dari bahan kayu yang sampai sekarang masih awet dan tahan lama. Itulah sejarah masjid Agung Manunggal Bantul yang dapat saya sampaikan semoga dapat bermanfaat untuk anda. Selamat membaca!

Comments