Melihat Perkembangan Kampung Batik Turi blitar

Kampung Wisata Batik Kembang Turi merupakan salah satu perwujudan kepedulian pemerintah Kota Blitar dalam upaya pelestarian tradisi batik dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Berdiri tahun 2018, Kampung Wisata ini diharapkan menjadi salah satu pusat pariwisata dimana produk kain batik menjadi daya tarik utamanya.

Pada kajian ini memaparkan tentang sejarah pendirian kampung wisata Batik Kembang Turi, ciri khas batik dan motif serta filosofi yang terkandung di dalamnya, juga menjelaskan tahapan proses membatik yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Kajian ini dilakukan dengan melakukan studi literatur pada pustaka batik, observasi ke kampung wisata Batik Kembang Turi dan wawancara langsung kepada pemilik dan asosiasi Batik di Blitar.

Pada penelitian mengungkapkan bahwa Kampung Wisata Batik Kembang Turi Blitar sudah memproduksi sekitar 15 motif batik ciri khas salah satunya adalah Batik Turi Kuncup. Menggunakan berbagai teknik batik, yaitu batik tulis, batik cap, dan teknik remekan. Pada proses pewarnaan batik menggunakan pewarna sintetis dan pewarna alam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan potensi Kampung Wisata Batik Kembang Turi untuk dapat dijadikan rujukan peneliti dan desainer sebagai acuan dalam mengembangkan produk batik kedepannya.

Baca Juga : Polusi Visual dan Penanganannya

Menurut penuturan Rahmanto Adi (Sekertaris Dewan Kesenian Kabupaten Blitar) melalui wawancara 2019, Sejarah Batik Blitar dimulai pada tahun 1902 dimana keberadaannya diketahui melalui sebuah foto hitam putih yang terdapat pada arsip-arsip kuno zaman kolonial Belanda, gambar tersebut mempunyai keterangan dalam bahasa Belanda yaitu “Batik Afkomstig Uit Blitar” yang memiliki arti yaitu “Batik yang berasal dari Blitar, 1902”. Batik tersebut menggunakan motif tumbuhan dan binatang sebagai simbol utama dan diketahui bahwa gambar tersebut diambil dari Museum Leiden di Belanda.

Sumber: https://batiktutur.wordpress.com

Pada penggambaran motif di batik tersebut juga memiliki makna simbolik dimana menggambarkan sebuah sindiran untuk para penguasa dan ndoro bentukan penjajah Belanda pada saat itu, Batik tersebut difungsikan sebagai hiasan dinding pada ruangan di rumah-rumah dan juga perkembangnnya masih berupa cerita pada Wayang Beber.

Terungkapnya Batik asal Blitar tersebut, membuat Dewan Kesenian Kabupaten Blitar terus berupaya menggali dan mengembangkan Batik Afkomstig Uit Blitar sebagai cikal bakal batik khas daerah Blitar, dengan melakukan upaya dan proses yang cukup panjang, akhirnya terciptalah Batik Blitar yang dinamai Batik Tutur oleh Wima Brahmantya seorang seniman asli Blitar.

Baca Juga : Daftar Apartemen di Jogja

Penamaan ini sesuai dengan penggambaran motif yang ada pada batik tersebut yang menggunakan gambar binatang dan tumbuh-tumbuhan sebagai unsur atau ornamen utama yang terhubung dengan unsur-unsur tertentu dan saling keterkaitan satu dengan ornamen lainnya yang membentuk sebuah alur cerita atau nasehat.

Sejarah Berdirinya Kampung Batik Kembang Turi

Kota Blitar mempunyai kampung wisata batik yang bisa di rasakan perbedaan tinggal di desa dan di kota bernama Kampung Wisata Batik Kembang Turi yang berada di Jalan Turi Kelurahan Turi Kecamatan Sukorejo Kota Blitar. Nama Batik Kembang Turi diambil dari nama jalan serta Kelurahan Turi itu sendiri. Kampung Wisata Batik tersebut resmi berdiri pada tanggal 2 Oktober 2018 yang diresmikan langsung oleh Santoso, Wakil Walikota Blitar, bersamaan pula dengan peresmian Galeri Batik Kembang Turi sebagai wadah bagi anggota pembatik untuk menjual serta memamerkan hasil karya mereka.

sumber: gpswisataindonesia.info

Asal usul terbentuknya Kampung Wisata Batik tersebut bermula dari adanya pelatihan membatik oleh Pemkot Kota Blitar pada tahun 2013-2018 yang di pelopori langsung oleh para anggota ABABIL (Asosiasi Batik Asli Blitar) dengan para masyarakat Kelurahan Turi yang didasari dari program Pemerintah Kota Blitar yang bernama MAYA JUWITA (Masyarakat Berdaya Menuju Kota Pariwisata) dimana setiap daerah di Kota Blitar harus memiliki ikon wisatanya sendiri.

Pembuatan batik dapat dikerjakan bersama-sama oleh pengrajin di satu tempat, atau pengrajin dapat membawanya pulang untuk dikerjakan di rumah masing-masing. Sistem bagi hasil untuk setiap batik yang telah selesai dibuat yaitu 90% untuk pengrajin dan sebanyak 10% akan masuk ke kas galeri. Harga yang ditawarkan untuk batik yang ada di galeri Batik Kembang Turi ini beragam dari mulai batik cap berkisar antara Rp. 150.000,00 hingga batik tulis yang berkisar antara Rp. 200.000,00- Rp. 500.000,00.

Motif dan Filosofi

Motif batik disusun berdasarkan ragam hias yang sudah baku, dimana susunannya terdiri dari tiga komponen yaitu; komponen motif utama, komponen motif pendukung, dan komponen isen-isen. Kampung Batik Kembang Turi memiliki motif khas berupa Kembang Turi, dan Ikan Koi.

Pengambilan Kembang Turi sebagai motif khas Kampung Wisata Batik Kembang Turi didasari oleh nama dari Kampung Wisata Batik Kembang Turi itu sendiri yaitu Kelurahan Turi, sehingga sesuai dengan namanya maka dicetuskanlah motif khas yaitu motif Kembang Turi, posisi Kembang Turi ini biasa dijadikan sebagai motif utama pada komponen batik Kembang Turi.

sumber: batikijannati.com


Selain Kembang Turi, motif batik ini juga terdapat penggambaran Ikan Koi dan Kendang sebagai motif khas Kota Blitar dimana hal tersebut didasari pada penggabungan antara motif khas dari Kelurahan Turi serta motif khas dari Kota Blitar yang biasa dijadikan komponen pendukung di dalam batik. Sedangkan untuk komponen isen-isen, Batik Kembang Turi biasa memakai cecek dan garis yang diletakkan di dalam motif.

Kedua unsur motif khas tersebut memiliki filosofi yang didasari oleh ketahanan hidup dari Kembang Turi dimana dapat berkembang dimanapun serta memiliki berbagai warna dan bentuk yang beragam, dan sangat cocok untuk di jadikan seragam batik hal tersebut juga dipakai dalam pembuatan filosofi batik Kembang Turi yaitu memiliki berbagai warna dan jenis dan mampu hidup dalam keadaan apapun dan manusia juga diharapkan dapat hidup seperti itu, bertahan dalam keadaan apapun dan tetap memancarkan kebaikan dimanapun.

 

Comments