Budaya Minum Teh Di Indonesia

Teh merupakan minuman yang palig banyak dikonsumsi masyarakat seletah air, baik dinikmati dalam keadaan panas maupun dingin. Teh ini adalah muinuman yang mendangung kafein, sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh.

Diman minuman tersebut dibuat dari daun, tangkai dan pucuk daun yang mana dikeringkan dari tanaman Camellia sinessis dengan air panas. Minuman teh yang berasal dari tanaman teh ini dibagi menjadi empat.

Diantarannya adalah teh kijau, teh hitam, teh putih dan teh hijau. Teh ini merupakan sumber alami kafeina, teofilin, dan antioksidan dengan kadar lemak dan karbohidrat serta protein.Dengan minuman teh ini mulanya diperkenalkan olem masyarakat Tiongkok.

Hingga saat ini mulai menyebar ke berbagai daerah salah satunnya di Indonesia. Teh ini pada mulanya berawal dari masuknya tanaman teh yang berupa biji dari Jepang ke Indonesia pata tahun 1684. Kemudian pada tahun 1822 akhirnya tenaman teh ini di tanam untuk melemgkapi Kebun Raya Bogor.

Gambar abdi dalem keraton Jogja sedang membuat minuman teh di patehan
Gambar minuman teh panas dituang ke cangkir sumber bp-guide.id

Tetapi tak lama setelahnya minuman teh ini mulai menyebar dan di tanam diberbagai darah di Indonesia. Sementara itu minuman teh ini masuk dalam aktivitas sehar-untuk yang dilakukan olem masyarakat secar berulang ulang.

Sehingga lama kelamaan menjadi budaya minum teh secara turun temurun dan biasannya sejarah mulai dilupakan.Sehingga budaya minum teh menjadi konsumsi umum dihampir seluruh komoditas.

Dari aktifitas yang sederhana sperti minum teeh tersebut dapat muncul berbagi macam budaya dan tradisi. Yang menjadi karakter unik bagai para penikmatnya. Untuk itu budaya minum teh ini menjadi keistimewaan di berbagai daerah di tanah air.

Sehingga menjadi salah saru bukti kekayaan budaya di Indonesia. Berikut ini ada beberapa budya minum teh dengan menggunakan jasa maklon teh herbal yang dapat kita jadikan contoh untuk menyeduhnya. Di rumah kita dalam keadaan penat maupun kumpul bareng keluarga sembari bincang-bincang santai dirumah sambil duduk-duduk ngobrol dimeja panjang.

Budaya Minum Teh Patehan

Gambar abdi dalem keraton Jogja sedang membuat minuman teh di patehan
Gambar abdi dalem keraton Jogja sedang membuat minuman teh di patehan sumber kumparan.com

Untuk buday minum teh yang pertama adalah dari Keraton Yogyakarta. Budaya dan tradisi minum teh satu ini hanya dilakuan di keraton Jogja karena ditujujukan untuk sultan dan keluarga keraton Jogja.

Dan juga saat ada tamu keraton. Nama patehan ini diambil dari tempat dimana teh tersebut dibuata dan diracik yaitu di Bangsal Patehan. Prosesi patehan tersebut dilakukan oleh sepuluh abdi dalem yang dipimpin seorang bekel.

Maka dari itu mereka bertugas menyajikan minuman teh dengan makanan ringan kepada keluarga keraton dan tamu keraton. Dari jumlah sepuluh abdi dalem tersebut terdiri dari lima orang perempuan dan lima orang laki-laki yang semuannya berpakaian adat Jawa.

Budaya minum teh dikeraton Jogja dilaksanakan pada waktu pagi pada pukul 06.00 pagi sampai dengna pukul 11 siang. Untuk pertama pembuatannya dimulai dengan mengambil air dari sumur yang bernama Nyai Jalatunda.

Setelah itu merebus air didalam ketel atau tempat untuk memasak air yang mana ketel ini khusus untuk merebus air yang terbuat dari tembaga. Yang mana dipecaya dapat menetralisir air dan menolak bala. Untuk penyajian terh sendiri ini memiliki atura tersebdiri.

Sehingga tidak boleh diaduk agar teh yang dibuat agar kualitasnya tidak menurun. Kemudian setelah jadi teh tersebut dibawa oleh 10 orang abdi dalem, yang mana dibawa oleh 5 perempuan dan 5orang laki-laki dengan mengenakan pakaian tradisional adat Jawa.

Budaya Minum Teh Nyaneut

Gambar festival minum teh Nyaneut
Gambar festival minum teh Nyaneut sumber goodnewsfromindonesia.id

Budaya minum teh selanjutnya adalah berasal dari tanah Sunda yaitu Nyaneut. Nyaneut adalah salah satu dari tradisi dan budaya yang masih dianut oleh masyarakat khususnya tanah Sunda Jawa Barat .

Budaya minum teh ini merupakan tradisi yang sudah berlangsung ratusan tahun pada masyarakat Cigedug Kabupaten Garut. Budaya tesebut telah menyedot teh bersama yang dikemas dalam bentuk festival.

Diman pembuatannya diawali dengan merebus air diatas tungku yang terbuat dari tanah liat berbahan bakar kayu. Selanjutnya air panas dipindahkan ke dalam teko gerabah kemudian ditambahkan satu sendok teh kejek.

Kemudian didiamkan beberapa saat. Setekah didiamkan beberapa waat kemudian teh yang diolah tadi bisa disajikan dalam cangkir atau batok kelapa. Sebelum diseduh menggunakan cangkir atau batok.

Setelah itu teh diputar terlebih dahulu sebanyak dua kali. Sehingga dapat membuahkan aroma sangat menyegarkan. Kini tradisi dan budaya minum teh Nyaneut diadakan hampir setiap tahun.

Budaya Minum Teh Nyahi

Ngete atau Nyahi adalah sebutan asli dari warga Jakarta untuk mimun teh ala Betawi. Tradisi ini biasannya dilakukan setiap padi dan sore hari dengan mengunakan teh tubruk yang diseduh tanpa disaring tanpa menggunakan gula alias tawar.

Gambar minuman teh nyahi dan makanan tradisional
Gambar minuman teh nyahi dan makanan tradisional sumber betawipedia.com


Meskipun budaya ini dilakukan oleh masyarakat Betawi tetapi budata Nyahi ini sebenarnya berasal dari bahasa Arab yang artinya teh. Nyahi ini biasa dilakukan oleh semua orang dan biasannya budaya nyahi ini dilakukan bersama tamu maupun bersama keluarga.

Namun budaya ini biasannya diseduh menggunakan teko blirik dengna gelas seng diatas nampan seng. Dan biasannya ketika menyeduh teh ini terlebih dahulu mengigit gula kelapa kemudian teh diseruput.

Budaya Minum Teh Moci

Tradisi dan budaya minum teh berikutnya adalah budaya minum teh moci. Tradisi moci adalah tradisi minum teh poci ala Tegal dan yang menjadi keunikan dari budaya ini adalah cara penyajian dan rasa.

Yanga mana budaya minum teh moci ini disajikan dengan satu set poci dan menggunakan cangkirnya dari bahan tabah liat tentunnya dengna teh moci khas Tegal. Tradisi ini pada zamannya konon bermula dari kebiasaan buruh pabrik kebun teh.

Dimana sebelum menyeduh minuman teh tersebut mengambil tiga lembar daun teh didalam poci. Ketika menyeduh teh ini gula batu tidak boleh diaduk cukup dengan sedikit menggoyangkan cangkir saja. Pada saat pertama kali menyeduh teh tersebut terasa pahit dilidah.

Setelah gula batu perlahan-lahan larut baru muncul rasa manis. Hal ini rupanya memiliki nilai falsafah tersendiri barulah kita mendapatkan manisnya. Namun tidak hanya sekedar minum teh saja budaya dan tradisi minum teh bisa kita lakukan setelah melaksanakan metode pidato.

Hal ini akan dapat menyegarekan setelah berpidato dan akan terasa lebih segar dan fress ketika akan melaksnakan aktifitas yang lain tidak ihanya itu saja menikmati minuman teh ini juga memiliki makna yaitu kehidupan.

Itulah beberapa tradisi dan budaya minum teh di Indonesia yang dapat kita contoh di rumah sembari bincang-bincang bersama tamu maupun bersama keluarga. Dan jangan lupa juga untuk membaca artikel kami yang lain mengenai berbagai olahan berbahan dasar madu.

Comments